Hutang Indonesia Tembus 6.908.87 Triliun, Begini Kata Sri Mulyani Saat Rapat Bersama DPD RI

Hutang Indonesia Tembus 6.908.87 Triliun, Begini Kata Sri Mulyani Saat Rapat Bersama DPD RI

Foto: KOMISI XI DPR RI RAPAT KERJA DENGAN MENTERI KEUANGAN RI, SRI MULYANI (Tangakapan Layar Youtube)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati lagi-lagi dicolek mengenai utang yang meningkat cukup besar selama pandemi Covid-19. Kali ini datang dari pimpinan DPD RI saat melakukan rapat kerja bersama.

"Kita lihat kenaikan utang yang meningkat saat pandemi ini," ujar pimpinan rapat DPD RI, Senin (24/1/2022).

Menanggapi hal tersebut, Sri Mulyani mengatakan bahwa posisi utang Indonesia selama pandemi masih lebih baik dibandingkan negara lain. Hal ini tercermin dari defisit anggaran yang masih terjaga single digit dibandingkan negara lain naik sampai dobel digit.

"Kalau kita lihat dibandingkan negara di dunia dilihat dari kontraksi ekonomi, speed recovery dan dari sisi size APBN dimana defisitnya sangat terukur meskipun tadi pimpinan menekankan mengenai utang yang cukup banyak. Namun kalau kita bandingkan dengan negara-negara di dunia kenaikan defisit kita, kenaikan utang kita jauh lebih terukur bahkan dibandingkan baik negara maju maupun negara-negara emerging," jelas Sri Mulyani.

Seperti diketahui utang pemerintah hingga akhir tahun tembus Rp 6.908,87 triliun dengan rasio utang 41% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) RI. Meski demikian, defisit masih terjaga dan lebih rendah dari prediksi dengan realisasi 4,56% terhadap PDB di akhir 2021.

 

"Ini kami ingin menekankan terus dan berkali-kali karena saya juga melihat hampir semua statement selalu melihatnya hanya lebih kepada sisi utang APBN kita sendiri, seolah-olah kita menghadapi pandemi sendirian di dunia," jelasnya.

Ia berharap agar masyarakat dan para anggota dewan bisa melihat kondisi utang Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Karena tantangan akibat pandemi ini juga dirasakan oleh negara maju yang bahkan defisitnya lebih tinggi dari Indonesia.

"Padahal seluruh dunia menghadapi hal yang sama, karena ini sudah masuk tahun ketiga kita bisa melihat bahwa respons kita dari sisi APBN sangat terukur akuntabel dan cukup efektif ini supaya untuk bisa mendapat perhatian," pungkasnya.

 

 

Komentar Via Facebook :